Pagiiii... Kata2 itu yang baru saja saya ucapkan pada pagi ini, karena saya datang di kantor tepat jam 08.45 artinya 15 menit lebih cepat dari jam masuk kantor..hehe biasanya saya selelu datang tepat jam 09.30 (ngaret 30 menit) saya jadi teringat kantor saya dulu di Jogja.. saya datang harus tepat pukul 08.00 apabila terlambat sedikiit saja pasti uang lembur saya akan dipotong sepersekian persen.. sekarang udah jam masuknya lebih lama alias jam semblan alias lebih lama satu jam, masiiiih aja ngaret, oiya ternyata bukan hanya orang Indonesia aja yang menyadari kecenderungan jam karet ini, walaupun kebiasaan jam karet ini sudah mendarah daging dengan orang Indonesia, bahkan dulu saya pernah ngangkring (duduk duduk di gerobag penjual makanan kecil) di Jogjakarta, saya mendengarkan bapak2 yang semasa mudanya ada di jaman penjajahan Jepang, dia menceritakan kisahnya kepada pemuda disebelahnya..dan saya hanya mendengarkan lamat2 suara sepuh bapak itu sembari menunggu teh hangat saya elesai diseduh.. satu demi satu tahu goreng dan cabai sudah habis ditelan .. terdengar gelakan tawa bapak tersebut

bapak : hahahaha..dulu waktu jaman jepang, nggak ada orang ngaret2 kayak gini, saya tuh ya udah pernah kerja sama jepang.. dulu dai nippon.. orang2nya disiplin semua, dan kalo karyawannya disiplin, jepang nggak tanggung-tanggung kasih bonus ke kita orang, dan karena saya orangnya on time, waah saya jadi dekat sama Boss saya, dan sering diajak jalan-jalan.. mereka senang dengan ketepetan waktu..

"ummm" waktu jaman jepang...berarti kalo orang jepang n belanda kenal kita, mereka pasti berfikir..Indonesia cuma punya satu jam (jam karet) hehehe... sampai sampai pernah saya lihat di majalah concept edisi berapa yaa lupa, disitu ada artikel tentang resensi buku, karangan (lupa juga) buku itu berkisah tentang perjalanan sang penulis ke Indonesia, Jogjakarta tepatnya, disitu dituliskan bahwa setiap ia mempunai janji dengan orng Indonesia, pasti mereka datang terlambat...namun si penulis tidak menyebutkan hal yang selalu buruk tentang kebiasaan "Jam karet" Ia bilang bahwa *kami di belanda mempunyai jam, sementara para Indonesian memiliki waktu, mereka lebih bisa menikmati apa yang disebut waktu, dibandingan kami yang selalu memiliki ketepatan*

Ada satu kutipan yang saya ambil dari blog lain tentang meaning of jam karet :

In Indonesia it's called jam karet, 'rubber time', and in South America they say manana, meaning 'later', or at some indeterminate time. It is infuriating for Westerners when they come up against this languid approach to life. It's inefficient, irrational and prevents proper planning. It's just downright slack. But you only have to watch the agitated Westerner railing at the serene or puzzled Indonesian or Mexican official to understand the health benefits of taking things slowly.

terserah kepada anda mendefinisikan jam karet itu sendiri..apakah kecerobohan kita dalam menjadikan waktu itu tidak efisien, atau, kesalahan kita yang selalu membuang-buang waktu tanpa mengingat ada prioritas yang perlu didahulukan, atau kebiasaan yang harus dilakukan (terkadang) untuk dapat menikmati waktu dalam 24 jam....