Semenjak hidup di area persawahan, gw jadi bener2 cinta lingkungan, sampai2 gw kekeuh mempertahankan sepeda gw yang udah bertahun-tahun nemenin gw, dari SMP sampai sekrang kerja (gila ga tuh) tapi lama-lama gw kayaknya gak bisa ebrtahan dengan sepeda, butuh keluar2 dan mungkin kalo pake sepeda bakal gempor deh, ada kabar baik sih buat gw tapi sayangnya blom ada modal, yaitu sepeda tenaga listrik, cukup menarik (sangat menarik malah) coba ya di Jogja (tempat gw tinggal sekarang) orang2 nya pake sepeda listrik, gak pake sepeda motor, waah lingkungan asri, dan gw yakin lama kelamaan sepeda tenaga ini bakal bisa setara dengan sepeda motor biasa, baik dari segi kecepatan, efisinesi, dll, bahkan benefitnya, ga usah beli bensin, alias merecharge lithium buat sumber tenaganya, yah bisa mengemat pemakaian BBM kan? nah kalo dibilang listrik kan juga pake BBM? Iya sih tapi ntar bakal ada pemanfaatan tenaga pengganti, kayak PLTS (pembangkit listrik tenaga sampah), PLTMH (pembangkit listrik tenaga mikiro hidro) ..salah ya singkatannya?? blablabla...tapi sebelum nulis lebih jauh, mending baca postingan di http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/112007/09/otokir/lain04.htmTEKNOLOGI baterai lithium kini terus dikembangkan bagi kendaraan bertenaga listrik akan membantu mempercepat pemakaian tenaga alternatif listrik bagi kendaraan roda empat maupun dua. Beralasan sebab bobot baterai sistem SLA (sealed lead acid) bisa dikurangi (lebih ringan) hingga setengahnya, tetapi kapasitas lebih tinggi.
Adanya pengembangan teknologi baterai ini tentunya menguntungkan untuk sepeda yang bertenaga listrik. Seperti penerapan pada sepeda listrik Betrix kini sudah mulai dipasarkan dengan memakai baterai Lithium 48V. Penggunaan perangkat baru itu bobotnya sepeda bisa berkurang hingga 1/2-nya.
Bobot sebelumnya baterai SLA mencapai 15 kg, kini dengan lithium beratnya menurun menjadi sekitar 7 kg. Model paling baru Betrix "Sky" dengan baterai lithium kecepatannya pun bisa mencapai 35 km/jam di jalan datar.
Daya jelajah di rute datar kondisi lalu lintas tanpa stop and go bisa mencapai jarak sekitar 120 km dibandingkan baterai biasa yang hanya sekitar 80 km, sedangkan pada kondisi lalu lintas padat/macet mencapai 80 km (dahulu 50 km).
Dengan sistem tenaga listrik kombinasi dengan tenaga pedal yang digerakkan pengendaranya pada tes yang dilakukan "Otokir", menjadikan sepeda "betrix" amat efisien dan hemat energi dalam transportasi. Sementara pemakaian pedal power (mengayuh pedal) selain membantu hemat tenaga listrik pada rute menanjak atau jalan macet, juga bermanfaat bagi kebugaran tubuh.
Askelerasi Betrix cukup cepat dan bertenaga, dengan 2 pilihan knob PAD (power on demand) dan PAS (pedal assist system) pengendara bisa memilih kombinasi tenaga yang dikehendaki. Pada PAD, seperti mengendarai motor, dengan membuka tuas gas di grip setang, akan meluncur sesuai kecepatan yang dikehendaki menggunakan tenaga listrik.
Sedangkan pada PAS, mirip hybrid yaitu sinkronisasi motor listrik dan tenaga pedal yang digerakkan kaki. Bila pedal tak digerakkan kaki, motor listrik tidak berfungsi. Setelah pedal diputar, motor listrik akan berjalan sesuai putaran pedal menjadikan kedua energi (listrik dan tenaga manusia) kombinasi tenaga yang berlipat, menghemat tenaga kaki, dan mengurangi beban tenaga listrik.
Di rute tanjakan, energi Betrix juga cukup kuat meskipun di tanjakan yang agak panjang dan berat seperti ke Lembang sejauh 17 km dari Bandung bila mengandalkan penuh tenaga listrik akan memakan banyak energi listrik di baterai lithium-nya hingga 40%, namun dengan dibantu pedal tenaga kita, energi listrik yang dikonsumsi bisa berkurang setengahnya.
Pengisian ulang listriknya juga cukup mudah dengan charger yang sudah disediakan kita bisa mengisi listrik Betrix di malam hari ataupun pada waktu luang pada saluran listrik rumah antara 3 hingga 8 jam. Dengan 3 indikator lampu di charger bisa memberi indikasi kondisi baterainya. Indikator di charger merah menandakan baterai kosong, kuning (1/2), dan hijau penuh. Lama pengisian bila kosong 8 jam, bila lampu indikator di setang menyala 1 (6 jam), menyala 2 (4 jam), dan menyala 3 (2 s.d. 3 jam).

nanti dilihat solusi selanjutnya...